Senin, 09 Juli 2012

Ranah 3 Warna


  • Tokoh Utama :
Tokoh utama dalam novel ini adalah Alif. Alif lahir dan tumbuhdalam desa dekat danau Maninjau. Dia sangat fanatik dengan Habibiedan Amerika Serikat. Dia adalah seorang anak bersemangat. Hobinyaadalah menulis. Alif selalu menuliskan kegiatan nya dan harapan dalambuku catatan hariannya

  • Sinopsis :
Alif yang merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Madani Ponorogo,memiliki impian untuk belajar hingga ke negeri Paman Sam. Dengan semangat yabg membara dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namunkawan karibnya, Randai meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, adasatu hal penting yang tidak dia miliki, yaitu ijazah SMA! Karena terinspirasisemangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat tersebut. Barusaja dia bisa tersenyum, badai masalah menggempurnya silih berganti tanpaampun. Alif pun hampir menyerah, tapi dia teringat oleh mantra dari PM ´manshabara zhafiraµ. Siapa yang bersabar akan beruntung.Pengumuman UMPTN pun tiba, Alif diterima di HI-UNPAD, walaupun tidaksesuai dengan pilihannya yaitu ITB, tetapi Alif tetap menerimanya. Dibekalisepatu hitam oleh ayahnya Alif berangkat ke Bandung untuk memulai kuliah.Berbagai tantangan dia hadapi selama kuliah di UNPAD, mulai dari keinginanmenjadi seorang penulis dengan berguru ke seorang senior bernama Bang Togar yang mendidiknya dengan keras hingga artikel Alif dimuat di media lokalBandung. Namun malang tidak dapat ditolak, baru beberapa bulan Alif kuliah,ayahnya meninggal. Kehilangan sosok ayah yang menjadi tulang punggung keluargamembuatnya goyah, siapa yang membiayai sekolah adik-adiknya? Alif hampirputus asa, tapi sosok seorang Ibu menyemangatinya sehingga dia melanjutkankembali kuliahnya.Dalam perjalanan kuliahnya, Alif mencoba mengikuti tes pertukaranpelajar ke Amerika, bermodalkan niat dan tekad, Alif pun berhasil lolos denganberbagai pertimbangan yang diberikan oleh panitia. Kanada! Ya itu tempat yangakan Alif tuju, impiannya untuk menginjakkan kaki di Amerika akhirnya tercapai.Raisa yang merupakan perempuan yang Alif sukai lolos seleksi pertukaran pelajar.Alif menambah banyak teman, dari rombongan pertukaran pelajar tersebut.Di sebuah kota kecil di Kanda Alif tinggal, dia tinggal dengan homestayparent yang bernama Franco Pepin. Banyak pengalaman yang Alif dapatkan saatdi Kanada, mulai canda, tawa, cinta, sedih campur menjadi satu hingga Alifmendengarkan pernyataan dari Raisa secara tidak sengaja yang menyatakan
 
bahwa dia tidak ingin pacaran, tapi dia ingin langsung ke jenjang pernikahan. Halini menyebabkan Alif mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaannya, diamenyimpan surat itu hingga suatu hari nanti.Setahun berlalu, Alif dan rombongan pertukaran pelajar kembali keIndonesia. Beberapa tahun kemudian, Alif lulus, tapi di hari kelulusan itu, saatdia ingin menyerahkan surat tersebut ke Raisa, hal yang tidak disangka terjadi,Raisa telah bertunangan dengan Randai, kawan karibnya! Dengan perasaan yangcampur aduk dia berusaha mencoba untuk menerimanya. Setelah 10 tahun, Alifmenepati janjinya ke Franco Peppin untuk mengunjungi dia kembali di Kanadadengan seorang istrinya. Di puncak bukit kota itu dia menatap terbitnya mataharidengan istrinya, dia bernostalgia dengan perjuangannya yang keras dia bisamenjadi besar seperti ini, berkat 2 mantra dari Pondok Madani ´man jadda wa jadda dan ´man shabara zhafira.

  • Pelajaran Yang Di Dapat :
Novel ini mengajarkan kepada kita untuk tidak meremehkan mimpi. Sekali mimpi itu di buat, jangan pernah menyerah untuk meraihnya. Terus tancapkan gaspol dan selalu sabar, Man jada Wajadda, Barang Siapa Yang Bersungguh-Sungguh Akan Berhasil.  Dan satu lagi ‘mantra’ yang cukup sakti untuk menemani perjalanan dalam meraih mimpi, Man Shabara Zhafira, Siapa Yang Bersabar Akan Beruntung. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar