- Tokoh Utama :
Tokoh utama dalam novel ini adalah
Alif. Alif lahir dan tumbuhdalam desa dekat danau Maninjau. Dia sangat fanatik
dengan Habibiedan Amerika Serikat. Dia adalah seorang anak bersemangat.
Hobinyaadalah menulis. Alif selalu menuliskan kegiatan nya dan harapan
dalambuku catatan hariannya
- Sinopsis :
Alif yang merupakan lulusan dari
Pondok Pesantren Madani Ponorogo,memiliki impian untuk belajar hingga ke negeri
Paman Sam. Dengan semangat yabg membara dia pulang ke Maninjau dan tak
sabar ingin segera kuliah. Namunkawan karibnya, Randai meragukan dia mampu
lulus UMPTN. Lalu dia sadar, adasatu hal penting yang tidak dia miliki, yaitu
ijazah SMA! Karena terinspirasisemangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak
rintangan berat tersebut. Barusaja dia bisa tersenyum, badai masalah
menggempurnya silih berganti tanpaampun. Alif pun hampir menyerah, tapi dia
teringat oleh mantra dari PM ´manshabara zhafiraµ. Siapa yang bersabar akan
beruntung.Pengumuman UMPTN pun tiba, Alif diterima di HI-UNPAD, walaupun tidaksesuai
dengan pilihannya yaitu ITB, tetapi Alif tetap menerimanya. Dibekalisepatu
hitam oleh ayahnya Alif berangkat ke Bandung untuk memulai kuliah.Berbagai
tantangan dia hadapi selama kuliah di UNPAD, mulai dari keinginanmenjadi
seorang penulis dengan berguru ke seorang senior bernama Bang Togar yang
mendidiknya dengan keras hingga artikel Alif dimuat di media lokalBandung.
Namun malang tidak dapat ditolak, baru beberapa bulan Alif kuliah,ayahnya
meninggal. Kehilangan sosok ayah yang menjadi tulang punggung
keluargamembuatnya goyah, siapa yang membiayai sekolah adik-adiknya? Alif
hampirputus asa, tapi sosok seorang Ibu menyemangatinya sehingga dia
melanjutkankembali kuliahnya.Dalam perjalanan kuliahnya, Alif mencoba mengikuti
tes pertukaranpelajar ke Amerika, bermodalkan niat dan tekad, Alif pun berhasil
lolos denganberbagai pertimbangan yang diberikan oleh panitia. Kanada! Ya itu
tempat yangakan Alif tuju, impiannya untuk menginjakkan kaki di Amerika
akhirnya tercapai.Raisa yang merupakan perempuan yang Alif sukai lolos seleksi
pertukaran pelajar.Alif menambah banyak teman, dari rombongan pertukaran
pelajar tersebut.Di sebuah kota kecil di Kanda Alif tinggal, dia tinggal dengan
homestayparent yang bernama Franco Pepin. Banyak pengalaman yang Alif dapatkan
saatdi Kanada, mulai canda, tawa, cinta, sedih campur menjadi satu hingga
Alifmendengarkan pernyataan dari Raisa secara tidak sengaja yang menyatakan
bahwa dia tidak ingin pacaran, tapi
dia ingin langsung ke jenjang pernikahan. Halini menyebabkan Alif mengurungkan
niatnya untuk menyatakan perasaannya, diamenyimpan surat itu hingga suatu hari
nanti.Setahun berlalu, Alif dan rombongan pertukaran pelajar kembali
keIndonesia. Beberapa tahun kemudian, Alif lulus, tapi di hari kelulusan itu,
saatdia ingin menyerahkan surat tersebut ke Raisa, hal yang tidak disangka
terjadi,Raisa telah bertunangan dengan Randai, kawan karibnya! Dengan perasaan
yangcampur aduk dia berusaha mencoba untuk menerimanya. Setelah 10 tahun,
Alifmenepati janjinya ke Franco Peppin untuk mengunjungi dia kembali di
Kanadadengan seorang istrinya. Di puncak bukit kota itu dia menatap terbitnya
mataharidengan istrinya, dia bernostalgia dengan perjuangannya yang keras dia
bisamenjadi besar seperti ini, berkat 2 mantra dari Pondok Madani ´man jadda
wa jadda dan ´man shabara zhafira.
- Pelajaran Yang Di Dapat :
Novel ini mengajarkan kepada kita
untuk tidak meremehkan mimpi. Sekali mimpi itu di buat, jangan pernah menyerah
untuk meraihnya. Terus tancapkan gaspol dan selalu sabar, Man jada
Wajadda, Barang Siapa Yang Bersungguh-Sungguh Akan Berhasil. Dan satu
lagi ‘mantra’ yang cukup sakti untuk menemani perjalanan dalam meraih mimpi, Man
Shabara Zhafira, Siapa Yang Bersabar Akan Beruntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar