Konsep –konsep Pendapatan Nasional Indonesia
Istilah
“pendapatan nasiona l” dapat berarti sempit dan berarti luas. Dalam arti sempit
pendapatan nasional adalah terjemahaan langsung dari national income. Sedangkan
dalam arti luas pendapatan nasional adalah dapat merujuk ke Produk Domestik Bruto(PDB)
atau Gross Domestikc Produck (GDP) atau merujuk ke Produk Nasional Neto(PNN)
atau Net National Product(NNP) atau merujuk ke Pendapatan Nasional(PN) alias
National Income (NI). Keempat konsep “pendapatan Nasional” ini berbeda satu
sama lain.Teori makroekonomi menjelaskan dengan rinci pengertian dari
masing-masing konsep itu sehingga tampak tegas perbedaannya.
- Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Di indonesia,
dapat mengenai pendapatan nasional dikumpulkan dan dihitung serta disajikan
oleh Biro Pusat Statistik. Perhitungan pendapatan nasional indonesia dimulai dengan Produk Domestik
Bruto, sebagaimana di ketahui dapat dihitung atau diukur dengan tiga macam
pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, pendekatan
pengeluaran. Menurut pendekatan produksi , PDB adalah jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksidi wilayah suatu negara
dalam jangka waktu setahun. Unit-unit produk secara garis besar menjadi 11
sektor. Sedangkan menurut pendekatan pendapatan , PDB adalah jumlah balas jasa
yang diterima oleh faktor-faktor produksiyang turut serta dalam proses produksi
dimaksud meliputi upah dan gaji, sewa tanah , bunga modal dan keuntungan.
Adapun menurut pendekatan pengeluaran , PDB adalah jumlah seluruh komponen
permintaan akhir , meliputi Pengeluaran
konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan,
pembentukkan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok, pengeluaran
konsumsi pemerintah serta ekspor neto dalam jangka waktu setahun.Produk
Nasional Bruto (PNB) adalah produk domestik brotu ditambah pendapatan neto atas
faktor luar negeri yaitu pendapatan atas faktor produksi warga negara
indonesian yang dihasilkan di luar negeri dikurang pendapatan atas atas faktor
produksi warga negara asing yang dihasilkan di indonesia.
- · Metode Perhitungan Pertumbuhan Riil
PDB, PNB, dan
PN secara umum disebut agregat ekonomi . Maksudnya angka besar total yang
menujukkan prestasi ekonomi suatu negara atau negeri. Ada riga metode untuk
mengubah angka menurut harga berlaku menjad angka menurut harga konstan yaitu
metode revaluasi, metode ekstrapolasi, dan metode metode deflasi. Metode
revaluasi dilakukan dengan cara menilai produksi masing-masing tahun dengan
menggunakkan harga tahun tertentu yang dijadikan tahu dasar. Metode ekstrapolasi
dilakukan dengan cara memperbarui nilai tahun dasar sesuai dengan indeks
produksi atau tingkat pertumbuhan riil dari tahun sebelumnya. Metode deplasi
dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing tahun dengan harga relatif
yang sesuai ( indeks harga x 1/100)
- · Metode perhitungan nilai tambah
Nilai tambah (added value) adalah
selisih antara nilai akhir (harga jual) suatu produk dengan nilai bahan
bakunya. Nilai tambah yang dihitung menurut harga tahun yang berjalan disebut
nilai tambah menurut harga berlaku. Untuk menghitung nilai tambah menurut harga
konstan terdapat 4 macam cara yaitu:
1. Metode deflasi ganda yaitu dilakukan
jika keluaran (output) menurut harga konstan dihitung terpisah dari
masukan-antara (intermediate-input) menurut harga konstan. Dalam hal ini, nilai
tambah menurut harga konstan adalah selisih antara keluaran dan masukan-antara
menurut harga konstan.
2. Metode ekstrapolasi langsung yaitu
dilakukan dengan menggunakan perkiraan-perkiraan dari perhitungan keluaran
menurut harga konstan atau langsung menggunakan indeks produksi yang sesuai.
3. Metode deflasi langsung yaitu
dilakukan dengan menggunakan indeks harga implisit dari keluaran atau secara
langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai, kemudian dijadikan
angka pembagi terhadap nilai tambah menurut harga yang berlaku.
4. Metode deflasi komponen pendapatan
yaitu dilakukan dengan cara mendeflasikan komponen-komponen nilai tambah atas
pendapatan-pendapatan yang membentuk unsur nilai tambah tersebut, yakni
pendapatan tenaga kerja, modal, dan manajemen.
Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan
Perekonomian
Bahwa pada setiap
tahun PDB senantiasa lebih besar dari pada PNB. Hal ini mencerminkan nilai
produk orang asing di indonesia lebih besar dari pada nilai produk orang
indonesia di luar negeri. Secara spesifik jika diukur berdasarkan angka –angka
PDB , pertumbuhan ekonomi indonesia sepanjang periode 25 tahun era PJPT 1
tergolong tinggi.
Pendapatan Perkapita dan kemiskinan
Pendapatn perkapita
indonesia adalah yang terendah bahkan masih lebih rendah dari pada philipina
yang akibat ketidakstabilan didalam negeri selama periode 1980-1993 mengalami
pertumbuhan pendapatan perkapitanegatif. Pendapatan perkapita memang bukan
merupakan satu-satunya tolak ukur untuk meningkatkan tingkat kemakmuran suatu
bangsa atau kesejahteraan rakyat sebuah negara. Tolak ukur lain mengenai
kesejahteraan penduduk sebuah negara
yang bukan diukur dari aspek pendapatan
yaitu seperti pendekatan sosial. Tolak ukur –tolak ukur yang dimaksud
adalah angka harapan hidup. Tingkat kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari
alokasi pengeluaran konsumsinya.
Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan 4 macam sudut tinjauan yaitu:
1. Tinjauan makro-sektoral
2. Tinjauan keruangan
3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
Tinjauan makro-sektoral dan tinjauan keruangan merupakan tinjauan ekonomi murni, sedangkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan merupakan tinjauan politik.
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral sebuah perekonomian dapat berstruktur misalnya agraris (agricultural), industrial (industrial), atau niaga (commercial). Berdasarkan tinjauan keruangan (spasial) suatu perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan atau tradisional dan berstruktur kekotaan atau modern. Berdasarkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan menjadi perekonomian etatis, egaliter, atau borjuis. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya yang dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sentralistis dan yang desentralistis.
Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan 4 macam sudut tinjauan yaitu:
1. Tinjauan makro-sektoral
2. Tinjauan keruangan
3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
Tinjauan makro-sektoral dan tinjauan keruangan merupakan tinjauan ekonomi murni, sedangkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan merupakan tinjauan politik.
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral sebuah perekonomian dapat berstruktur misalnya agraris (agricultural), industrial (industrial), atau niaga (commercial). Berdasarkan tinjauan keruangan (spasial) suatu perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan atau tradisional dan berstruktur kekotaan atau modern. Berdasarkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan menjadi perekonomian etatis, egaliter, atau borjuis. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya yang dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sentralistis dan yang desentralistis.
Konsep-konsep Pendapatan Ditinjau
Kembali
Sejak beberapa
tahun terakhir , konsep pendapatan nasional gencar digugat. Konsep konvesional
yang ada di anggap kurang memedai untuk konteks sekarang. Terutama dalam kaitan
dngan isu lingkungan hidup atau paradigma pembangunan berkelanjutan. Gugatan
terhadap konsep konvesional perhitungan pendapatan nasional mulai muncul dalam
sebuah konferensi lain di Brusselspada awal juni 1995. Gugatan itu akhirnya
membuah kesepakatan perlunnya memasukkan unsur lingkungan didalam perhitungan
pendapatan nasional. Apabila pendapatan nasional yang dimaksud dihitung dengan
konsep Gross Domestic Product (GDP) dan biaya lingkungan di lambangkan dengan
EC, Maka secara sederhana GDP yang dimodifikasi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Modified GDP =
Conventional GDP – Environmental Cost
Alias
GDP mod = GDP –EC
Tinjauan ulang
konsepsional bukan hanya terhadap pendapatan nasional secara a gregat,Akan
tetapi juga terhadap konsep pendapatan perkapita .Pendapatan perkapita dianggap
kurang memadai untuk perbandingan internasional. PP mencerminkan daya beli riil
pendapatan penduduk suatu negara, angkanya dapat dikonversikan serta
diperbandingkan langsung secra internasional . Bank dunia menaksirkan
berdasarkan angka produk nasional bruto perkapita masing-masing negara.
Kemudian diindekskan terhadap dollar amerika serikat , Satuan mata uang yang
resmi dan umum untuk nilai PPP ialah dollar internasional (I$) sebuah satuan
hitung yang menyertakan tingkat harga negara-negara di dunia. Perbedaan hakiki
antara konsep nilai PPP dengan konsep pendapatan perkapita terletak pada metode
penyeragaman satuan mata uang.
nice arttikelnya..
BalasHapuskunjungan balik ya.
Perkenalkan saya mahasiswa Fakultas Ekonomi di UII Yogyakarta
:)
twitter : @profiluii
thanks ya infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id